Jumat, 16 Mei 2014

KELARUTAN INTRINSIK OBAT

Kelarutan atau solubilitas adalah kadar jenuh solut dalam sejumlah solven pada suhu tertentu yang menujukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih solut atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang homogen. Larutan sebagai campuran homogen bahan yang berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas, cairan dan bahan padat dalam cairan. Disamping itu terdapat larutan dalam keadaan padat misalnya gelas, pembentukan kristal campuran. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh.

Daya kelarutan suatu zat berkhasiat memegang peranan penting dalam formulasi suatu sediaan farmasi. Lebih dari 50% senyawa kimia baru yang ditemukan saat ini bersifat hidrofobik. Kegunaan secara klinik dari obat-obat hidrofobik menjadi tidak efisien dengan rendahnya daya kelarutan, dimana akan mengakibatkan kecilnya penetrasi obat tersebut di dalam tubuh. Kelarutan suatu zat berkhasiat yang kurang dari 1 mg/ml mempunyai tingkat disolusi yang kecil karena kelarutan suatu obat dengan tingkat disolusi obat tersebut sangat berkaitan.

Absorpsi suatu obat dapat didefinisikan sebagai proses perpindahan obat dari tempat pemberiannya, melewati sawar biologis ke dalam aliran darah maupun ke dalam sistem limfatik. Absorpsi obat dapat terjadi dan dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu metode in vitro, metode in situ dan metode in vivo. Absorpsi in situ melalui usus halus didasarkan atas penentuan kecepatan hilangnya obat dari lumen usus halus. Metode ini digunakan untuk mempelajari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap permeabilitas dinding usus. Pengembangan lebih lanjut dapat digunakan untuk merancang obat dalam upaya mengoptimalkan kecepatan absorpsinya untuk obat-obat yang sangat sulit atau praktis tidak dapat terabsorpsi.

Secara kuantitatif, kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai suatu konsentrasi zat terlarut di dalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan dinyatakan dalam satuan mililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat. Misalnya 1 gr asam salisilat akan larut dalam 550 ml air. Suatu kelarutan juga dapat dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen. Pelepasan zat aktif dari suatu bentuk sediaannya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan fisika zat tersebut serta formulasinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhu kelarutan intrinsik obat antara lain pH, temperatur, jenis larutan, bentuk dan ukuran partikel zat, konstanta dielektrik pelarut, dan tekanan.

1. Pengaruh pHKelarutan asam-asam organik lemah dalam air akan bertambah dengan naiknya pH karena terbentuk garam yang mudah larut dalam air. Sedangkan basa-basa organik lemah pada umumnya sukar larut dalam air.

2. Pengaruh temperatur (suhu)
Kelarutan suatu zat padat dalam air akan semakin tinggi bila suhunya dinaikan. Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antar molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antar molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air.

3. Pengaruh jenis pelarut
Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar dan ionik, begitu pula sebaliknya. Kelarutan juga bergantung pada struktur zat, seperti perbandingan gugus polar dan non polar dari suatu molekul. Makin panjang rantai gugus non polar suatu zat, makin sukar zat tersebut larut dalam air.

4. Pengaruh bentuk dan ukuran partikel
Kelarutan suatu zat akan naik dengan berkurangnya ukuran partikel suatu zat. Konfigurasi molekul dan bentuk susunan kristal juga berpengaruh terhadap kelarutan zat. Partikel yang bentuknya tidak simetris lebih mudah larut bila dibandingkan dengan partikel yang bentuknya simetris.

5. Pengaruh konstanta dielektrik
Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan zat-zat non polar sukar larut di dalamnya, begitu pula sebaliknya.

6. Pengaruh penambahan zat-zat lain
Surfaktan adalah suatu zat yang sering digunakan untuk menaikan kelarutan suatu zat. Molekul surfaktan terdiri atas dua bagian yaitu bagian polar dan non polar apabila didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah, akan berkumpul pada permukaan dengan mengorientasikan bagian polar ke arah air dan bagian non polar kearah udara, surfaktan mempunyai kecenderungan berasosiasi membentuk agregat yang dikenal sebagai misel.

PHENOBARBITAL


Phenobarbital atau disebut juga phenobarbitone merupakan obat bius tidur. Pertama kali dipasarkan sebagai luminal oleh Friedr Bayer et comp. banyak digunakan sebagai antikonvulsan di selururh dunia dan tertua yang masihumum digunakan. Digunakan untuk hipnotik dan menenangkan.Phenobarbital tidak digunakan sebagai obat yang pertama kali diberikanuntuk pengobatan, namun digunakan sebagai alternative ketika pasien gagal diterapi dengan pengobatan yang lebih modern.

SEJARAH

Phenobarbital sudah lama dipasarkan pada tahun 1912 oleh perusahaan Bayer dengan menggunakan merek luminal. Dan digunakan olehdokter di Jerman untuk membunuh anak yang lahir dengan deformitas, yangsaat itu merupakan kebijakan Nazi, Jerman. Dulu juga digunakan untuk  penyakit kuning dan profilaxis pada kejang demam.

INDIKASI

Digunakan untuk perawatan semua jenis serangan epilepsi sebagai alternatif

EFEK SAMPING

Efek samping phenobarbital yaitu sedatif, hipnotik, Bisa terjadi withdrawal syndrom bisa terjadiakibat penghentian mendadak atau jika dosis obat dikurangi secara tajam.Gejala-gejala withdrawal antara lain: anxiety ,increased heart rate, sweating, confusion ,seizures, kematian. Efek pada system saraf yaitu ataxia,nystagmus, dan pusing. Pada orang tua dapat menimbulkan rasa gembiradan rasa bingung, sedang pada anak dapat menyebabkan hiperaktif

FARMAKOKINETIK

Babiturat diabsorbsi per oral dan beredar luas di seluruh tubuh. Obat tersebar dalam tubuh dari otak sampai ke daerah splanknikus. Ototskelet dan akhirnya ke jaringan lemak. Gerakan ini penting dalammenentukan jangkau waktu kerja yang singkat dari thiopental dan derivat jangka pendek lainnya. Barbiturat dimetabolisme dalam hati dan metabolityang tidak aktif dikeluarkan dalam urin.
Phenobarbital memiliki bioavailabilitas 90%. Dalam plasma puncaknya mencapai 8-12 jam. Akan berada dalam tubuh sekitar 2-7 haridan mengikat protein 20-40%. Dimetabolisme oleh hati, terutama melaluihidroksilasi dan glukoronidasi, dan menginduksi banyak isozim dari sistemsitokrom P450

FARMAKODINAMIK

Susunan Saraf Pusat. Efek utama barbiturat ialah depressi SSP.Semua tingkat depresi dapat di capai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagaitingkat anastesia, koma, sampai kematian. Barbiturat tidak dapatmengurangi rasa nyeri, tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan dosis kecil barbiturat dapat meningkatkan reaksi terhadap rangsangan nyeri. Pada beberapa individu, dan dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa sakit, barbiturat tidak menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi(kegelisahan dan delirium). hal ini mungkin disebabkan adanya depresi pusat penghambatan.

MACAM-MACAM BENTUK SEDIAAN

TABLET

    Tablet merupakan sediaan padat yang dibuat dengan mengempa atau mencetak obat atau campuran obat dengan atau tanpa zat tambahan. Tablet dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, dan daya hancur. Bahan tambahan tablet seperti pengisi/pengencer, disintegran, lubrikan, glidan, absorben, pengikat, pemanis, dan pewarna. Selain itu, jenis-jenis tablet diantaranya tablet salut gula, tablet salut selarut, tablet selarut enterik, tablet sublingual/bukal, tablet berlapis, tablet efferfescent, tablet kunyah, tablet vaginal, tablet hisap, tablet retard, kaplet, dan pellet. Metode pembuatan tablet ada 3, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Granul adalah gumpalan partikel yang sering mengikat dengan kekuatan tertentu. Alasan pembuatan granul  untuk membuat zat mengalir bebas, memadatkan zat, dan mengurangi debu, mengendalikan laju pelepasan zat aktif. Granulasi adalah proses pembesaran ukuran partikel kecil yang dikumpulkan bersama-sama menjadi gumpalan yang lebih besar secara fisik lebih kuat dan permanen membuat partikel mengalir bebas serupa dengan pasir kering. Syarat-syarat tablet adalah memenuhi keseragaman ukuran, bobot, dan waktu hancur.
 
PIL

    Pil adalah suatu sediaan berupa masa bulat mengandung satu atau lebih bahan padat. Tujuan pemberian sediaan yaitu mudah digunakan, menutup rasa obat yang tidak enak, relatif lebih stabil dibandingkan bentuk sediaan serbuk. Kerugiannya adalah aksi lambat dan bahan obat padat/serbuk yang voluminous dan bahan obat cair dalam jumlah besar. Tahap pembuatan pil yaitu pembuatan massa pil, pemotongan pil, pembulatan dan penaburan pil, dan penyaluran pil. Starat sediaan pil yang baik adalah homogen, mempunyai kekenyalan, daya rekat dan kekerasan tertentu, dan mempunyai waktu hancur tertentu.
 
SUPPOSITORIA

    Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vaginal/ uretral, umumnya meleleh, melunak/melarut pada suhu tubuh. Keuntungannya adalah dapat menghindari obat-obat yang bisa mengiritasi lambung dan usus halus, dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan atau pH lambung, dll. Kekurangannya yaitu untuk pasien tidak menyenangkan dan adsorpsi obat sering tidak beraturan dan sukar diprediksi. Faktor-faktor adsorpsi obat ada 2, yaitu faktor fisiologi, seperti isi kolon, rute sirkulasi, pH, dan minimnya kapasitas buffer cairan rektal, dan faktor fisika kimia obat seperti kelarutan obat, kadar obat dalam basis, ukuran partikel, dan basis suppo. Efek pengobatan secara rektal ada 2, yaitu efek lokal dan sistemik. Macam-macam sediaan rektal, yaitu rektal semisolids, rektal liquid, dan rektal aerosol. Macam-macam basis suppositoria, seperti basis lemak, basis larut dalam air, dan basis emulsi. Cara pembuatan suppo ada 3, yaitu metode pelelehan, metode tangan, dan metode kompresi.

SOLUTIO (LARUTAN)

    Latutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Jenis-jenis larutan seperti larutan encer, larutan jenuh dan larutan lewat jenuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti pengadukan, pemanasan, pengaturan pH, dll. Persyaratan sediaan larutan adalah stabil, jernih, dan homogen. Keuntungan sediaan larutan, yaitu merupakan campuran homogen, mudah diberi pemanis, dosis mudah diubah-ubah dalam pembuatan, dll. Kerugiannya adalah volume bentuk larutan lebih besar, ada obat yang tidak stabil dalam larutan. Sediaan larutan terbagi atas 6, yaitu potiones, elixir, sirup, netralisasi, saturatio, dan guttae. Selain itu larutan topikal terbagi atas 7, yaitu gargarisma, litus oris, guttae nasales, inhalutiones, epithema obat kompres, collyrium dan guttae opth. Etikel ada 2, yaitu etikel putih untuk obat dalam dan etikel biru untuk obat luar.
 
SALEP

    Salep adalah  sediaan setengah padat yang yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Fungsi salep, yaitu bahan pembawa substansi obat, bahan pelumas pada kulit, dan pelindung kulit. Salep berdasarkan daya penetrasi ada 3, yaitu salpe epidermik, salep endodermik, dan salep diadermik. Syarat salep adalah pemerian, kadar, dasar salep, homogenitas, dan penandaan. Formula salep ada 3, yaitu berkhasiat obat, basis/dasar salep, dan bahan tambahan lainnya. Formula sediaan semisolida ada 3, yaitu: bahan obat seperti, padat, setengah padat, dan cair; basis, seperti basis salep hidrokarbon, basis salep serap, basis salep yang dapat dicuci dengan air, dan basis salep yang dapat larut dalam air; bahan tambahan, seperti stiffeners, humektan, antioksidan, pengawet, dan corrigens. Syarat basis salep adalah stabil, lunak, mudah dipakai, harus kompatibel secara fisika dan kimia, dan homogen. Peraturan pembuatan salep seperti zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep; zat yang mudah larut dalam air; zat yang kurang larut dan tidak larut dalam dasar salep; salep yang dibuat dengan peleburan. Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut/terdispensi dalam bahan dasar yang sesuai.
 
EMULSI

    Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair/cairan obat terdispensi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan yang cocok. Keuntungan emulsi seperti beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi, emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena, dll. Kerugian emulsi adalah kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan teknik pemprosesan khusus. Komponen dasar pembentuk emulsi yaitu fase terdispensi, medium pendispensi, dan bahan pengemulsi. Emulgator berdasarkan struktur kimianya terdiri atas 3, yaitu emulgator sintetik, emulgator alam, dan emulgator terbagi halus. Tipe-tipe emulsi ada 3, seperti M/A (Minyak/Air), A/M (Minyak/Minyak), dan emulsi ganda. Metode pembuatan emulsi diantaranya metode gom basah, gom kering, botol, dan bekel. Sistem HLB adalah keseimbangan antara sejumlah emulgator hidrofilik dan lipofilik.