TABLET
Tablet merupakan sediaan padat yang dibuat dengan mengempa atau mencetak obat atau campuran obat dengan atau tanpa zat tambahan. Tablet dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, dan daya hancur. Bahan tambahan tablet seperti pengisi/pengencer, disintegran, lubrikan, glidan, absorben, pengikat, pemanis, dan pewarna. Selain itu, jenis-jenis tablet diantaranya tablet salut gula, tablet salut selarut, tablet selarut enterik, tablet sublingual/bukal, tablet berlapis, tablet efferfescent, tablet kunyah, tablet vaginal, tablet hisap, tablet retard, kaplet, dan pellet. Metode pembuatan tablet ada 3, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Granul adalah gumpalan partikel yang sering mengikat dengan kekuatan tertentu. Alasan pembuatan granul untuk membuat zat mengalir bebas, memadatkan zat, dan mengurangi debu, mengendalikan laju pelepasan zat aktif. Granulasi adalah proses pembesaran ukuran partikel kecil yang dikumpulkan bersama-sama menjadi gumpalan yang lebih besar secara fisik lebih kuat dan permanen membuat partikel mengalir bebas serupa dengan pasir kering. Syarat-syarat tablet adalah memenuhi keseragaman ukuran, bobot, dan waktu hancur.
PIL
Pil adalah suatu sediaan berupa masa bulat mengandung satu atau lebih bahan padat. Tujuan pemberian sediaan yaitu mudah digunakan, menutup rasa obat yang tidak enak, relatif lebih stabil dibandingkan bentuk sediaan serbuk. Kerugiannya adalah aksi lambat dan bahan obat padat/serbuk yang voluminous dan bahan obat cair dalam jumlah besar. Tahap pembuatan pil yaitu pembuatan massa pil, pemotongan pil, pembulatan dan penaburan pil, dan penyaluran pil. Starat sediaan pil yang baik adalah homogen, mempunyai kekenyalan, daya rekat dan kekerasan tertentu, dan mempunyai waktu hancur tertentu.
SUPPOSITORIA
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vaginal/ uretral, umumnya meleleh, melunak/melarut pada suhu tubuh. Keuntungannya adalah dapat menghindari obat-obat yang bisa mengiritasi lambung dan usus halus, dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan atau pH lambung, dll. Kekurangannya yaitu untuk pasien tidak menyenangkan dan adsorpsi obat sering tidak beraturan dan sukar diprediksi. Faktor-faktor adsorpsi obat ada 2, yaitu faktor fisiologi, seperti isi kolon, rute sirkulasi, pH, dan minimnya kapasitas buffer cairan rektal, dan faktor fisika kimia obat seperti kelarutan obat, kadar obat dalam basis, ukuran partikel, dan basis suppo. Efek pengobatan secara rektal ada 2, yaitu efek lokal dan sistemik. Macam-macam sediaan rektal, yaitu rektal semisolids, rektal liquid, dan rektal aerosol. Macam-macam basis suppositoria, seperti basis lemak, basis larut dalam air, dan basis emulsi. Cara pembuatan suppo ada 3, yaitu metode pelelehan, metode tangan, dan metode kompresi.
SOLUTIO (LARUTAN)
Latutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Jenis-jenis larutan seperti larutan encer, larutan jenuh dan larutan lewat jenuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti pengadukan, pemanasan, pengaturan pH, dll. Persyaratan sediaan larutan adalah stabil, jernih, dan homogen. Keuntungan sediaan larutan, yaitu merupakan campuran homogen, mudah diberi pemanis, dosis mudah diubah-ubah dalam pembuatan, dll. Kerugiannya adalah volume bentuk larutan lebih besar, ada obat yang tidak stabil dalam larutan. Sediaan larutan terbagi atas 6, yaitu potiones, elixir, sirup, netralisasi, saturatio, dan guttae. Selain itu larutan topikal terbagi atas 7, yaitu gargarisma, litus oris, guttae nasales, inhalutiones, epithema obat kompres, collyrium dan guttae opth. Etikel ada 2, yaitu etikel putih untuk obat dalam dan etikel biru untuk obat luar.
SALEP
Salep adalah sediaan setengah padat yang yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Fungsi salep, yaitu bahan pembawa substansi obat, bahan pelumas pada kulit, dan pelindung kulit. Salep berdasarkan daya penetrasi ada 3, yaitu salpe epidermik, salep endodermik, dan salep diadermik. Syarat salep adalah pemerian, kadar, dasar salep, homogenitas, dan penandaan. Formula salep ada 3, yaitu berkhasiat obat, basis/dasar salep, dan bahan tambahan lainnya. Formula sediaan semisolida ada 3, yaitu: bahan obat seperti, padat, setengah padat, dan cair; basis, seperti basis salep hidrokarbon, basis salep serap, basis salep yang dapat dicuci dengan air, dan basis salep yang dapat larut dalam air; bahan tambahan, seperti stiffeners, humektan, antioksidan, pengawet, dan corrigens. Syarat basis salep adalah stabil, lunak, mudah dipakai, harus kompatibel secara fisika dan kimia, dan homogen. Peraturan pembuatan salep seperti zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep; zat yang mudah larut dalam air; zat yang kurang larut dan tidak larut dalam dasar salep; salep yang dibuat dengan peleburan. Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut/terdispensi dalam bahan dasar yang sesuai.
EMULSI
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair/cairan obat terdispensi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan yang cocok. Keuntungan emulsi seperti beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi, emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena, dll. Kerugian emulsi adalah kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan teknik pemprosesan khusus. Komponen dasar pembentuk emulsi yaitu fase terdispensi, medium pendispensi, dan bahan pengemulsi. Emulgator berdasarkan struktur kimianya terdiri atas 3, yaitu emulgator sintetik, emulgator alam, dan emulgator terbagi halus. Tipe-tipe emulsi ada 3, seperti M/A (Minyak/Air), A/M (Minyak/Minyak), dan emulsi ganda. Metode pembuatan emulsi diantaranya metode gom basah, gom kering, botol, dan bekel. Sistem HLB adalah keseimbangan antara sejumlah emulgator hidrofilik dan lipofilik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar